Oleh: Yeni Purwianti, M.Pd | Guru Fisika SMA Al Hikmah Sirampog
Di bumi, badan air terbesar terdapat di laut sebesar 97 persen dan sisanya sebesar 3 persen adalah air tawar yang kita digunakan untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Dari air tawar itu dua per tiga nya adalah gletser dan es di kutub yang berfungsi menstabilkan iklim global dan hanya satu pertiganya saja yang dapat dimanfaatkan 7 milyar jiwa manusia di dunia (2011). Air tawar adalah hal yang paling penting untuk kesejahteraan kita. Seperti mesin raksasa atau darah di tubuh kita, air bekerja siang dan malam. Menurut PBB lebih dari satu miliar orang tidak memiliki akses terhadap air bersih, tiga miliar orang tidak memiliki layanan sanitasi yang memadai, dan angka kematian akibat penyakit menular melalui air yang kurang bersih mencapai tiga juta kematian per tahun. Selain manusia yang tinggal di daerah dengan ketersediaan air yang kurang, kualitas air yang kurang baik menyebabkan
mereka yang tinggal dekat badan air juga mengalami kesulitan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik. Pencemaran air sungai, seperti untuk industri, pertanian, dan kegiatan domestik menambah beban sungai sehingga tidak mampu lagi menyediakan manusia penghuni bantaran sungai dengan air yang berkualitas baik. Penghuni bantaran sungai saat ini terpaksa memanfaatkan air kotor untuk kegiatan sehari-hari.
Standard kualitas air bersih dapat diartikan sebagai ketentuan-ketentuan berdasarkan Permenkes RI No.416/Menkes/per/IX/1990 yang biasanya dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan–persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta gangguan dalam segi estetika. Peraturan ini dibuat dengan maksud bahwa air yang memenuhi syarat kesehatan mempunyai peranan penting dalam rangka pemeliharaan, perlindungan serta mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Dengan peraturan ini telah diperoleh landasan hukum dan landasan teknis dalam hal pengawasan kualitas air bersih.
Pondok pesantren, dikenal sebagai wahana tempat belajar para santriwan dan santriwati dalam mendalami ilmu agama Islam. Juga wahana dalam mendalami pola hidup bermasyarakat. Secara umum, pesantren menggambarkan kehidupan masyarakat yang universal. Semua santri berada dalam satu lokal pemondokan dengan tingkat sosial yang beragam. Baik dari sisi relasi kuasa, kebijakan, kesehatan dan semua sarana pendukung kehidupan ada dalam pesantren. Pondok pesantren Al Hikmah terletak di Desa Benda kecamatan Sirampog kabupaten Brebes propinsi Jawa Tengah. Dengan jumlah santri total dari 2 komplek pesantren tersebut mencapai 5000 jiwa santri putra dan putri. Pengambilan pesantren sebagai sample tadi semata berdasar lokasi pesantren yang mewakili kawasan pegunungan dan pedesaan, kawasan perkotaan. Berbagai penyakit berbasis lingkungan yang umum sering menjadi masalah di ponpes seperti kudis (scabies) diare, ISPA, masih banyak di temukan. Hal ini disebabkan oleh lingkungan yang kurang sehat. Kondisi sanitasi pada ponpes akan sangat berkaitan dengan angka penyakit berbasis lingkungan yang menular.
Penyakit kulit merupakan suatu penyakit yang menyerang kulit permukaan tubuh, dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab kebersihan diri yang buruk, virus, bakteri, reaksi alergi dan daya tahan tubuh rendah. Selain sanitasi lingkungan, ketersediaan sarana air bersih di lingkungan pondok pesantren memberikan pengaruh yang sangat besar bagi permasalahan kesehatan santri. Menyadari pentingnya sarana air bersih di lingkungan pondok pesantren untuk menjamin berkurangnya penularan dan berkembangnya penyakit.